Dalam kitab Muntakhob Jawahiril Qolaid diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir, maksudnya ia mohon do'a restu dan karomah Syekh agar ia dikaruniai seorang anak yang menjadi dambaan hati buah pelerai lara.
Lalu Syaikh melihat tulisannya di Lauhil Mahfudz, ternyata bagi perempuan itu tidak ada tulisan akan mempunyai anak. Disaat itu pula Syekh berdo'a kepada Alloh Yang Maha Berkuasa agar perempuan itu diberi dua orang anak. Selesai beliau berdo'a terdengar sabda Alloh : "Bukankah kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz bahwa seorang anakpun tidak ada tulisannya bagi perempuan itu, dan sekarang malah kamu minta dua orang anak ?". Syekh berkata lagi : "Saya mohon tiga anak". Dikala itu datang lagi sabda Alloh : "Kamu sudah melihat di Lauhil Mahfudz ia tidak ada lukisannya seorang anakpun, kini kamu minta tiga anak". Syekh berkata lagi: "Ya Alloh saya mohon empat orang anak".
Demikian seterusnya permohonan Syekh bertambah meningkat sampai pada permohonan tujuh orang anak. Pada waktu sampai batas tujuh orang anak, datang sabda Alloh: "Sekarang sudah cukup, jangan lebih dari tujuh, dan permohonan itu Ku-terima". Atas anugerah karunia itu lalu beliau bersujud syukur kepada Alloh Subhanahu Wa Ta'ala.
Kemudian Syekh mencomot segumpal tanah, dan sedikit dari tanah itu diberikan kepada perempuan itu. Dengan mengharap barokahnya lalu perempuan itu membuat liontin mata kalung dari tanah itu yang dilapisi perak. Beberapa hari kemudian perempuan itu hamil, dan sampai masa sembilan bulan ia melahirkan bayi kembar siam tujuh bayi laki-laki semuanya dalam keadaan sehat dan selamat.
Kian hari bayi itu menjadi besar dan meningkat menjadi anak- anak dewasa. Beberapa tahun kemudian, keyakinan perempuan itu menjadi berubah. Tercetus dalam bisikan hati perempuan itu prasangka buruk terhadap Syekh. Ia berkata sambil memegang perhiasan liontin mata kalung yang dipakai: "Untuk apa gunanya tanah ini tiap hari selalu bergantung di bawah leherku, sekarang aku sudah punya anak, untuk apalagi kalung ini kupakai, tidak ada gunanya". Seusai ia berkata dalam hati nuraninya dengan spontanitas ketujuh anaknya itu mati.
Melihat kejadian yang tidak terduga itu, segera perempuan itu berangkat menghadap Syekh sambil menangis tersedu-sedu dan bertobat mohon ampunannya karena jauh sebelumnya sudah berprasangka buruk kepada Syekh. Menerima pengaduan dan keluhan itu, Syekh berkata "Sekarang juga kamu cepat pulang, dan apa yang menjadi niat dan harapanmu itu akan diterima juga nanti".
Setibanya dirumah dengan penuh cemas ternyata anaknya yang sudah mati, semuanya hidup kembali. *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. *** 38. MANQOBAH KETIGAPULUH DELAPAN : SYEKH ABDUL QODIR MENYELAMATKAN MURIDNYA DARI SIKSAAN MALAIKAT MUNKAR WA NAKIR Diriwayatkan, Syekh Abdul Qodir mempunyai murid yang bodoh dan buta agama, namun ia menaruh cinta, rindu, kepada gurunya yaitu Syekh Abdul Qodir. Pada waktu ia mati ditanya dialam kubur oleh malaikat Munkar Nakir: "Apa agamamu, siapa Tuhanmu dan siapa Nabimu ?". Si mayat menjawab : "Saya tidak tahu, yang saya ketahui hanya guruku Syekh Abdul Qodir, beliaulah yang sangat kucintai". Mayat itu selalu memanggil-manggil Syekh Abdul Qodir, sehingga malaikat Munkar Nakir merasa bingung menghadapi kejadian ini, lalu hal ini diajukan kepada Alloh SWT: "Ya Alloh, Engkau Maha Mengetahui tentang jawaban mayat hamba-MU ini, untuk hal itu saya serahkan kepada-Mu". Alloh bersabda : "Beri siksaan dia sebagaimana mestinya".
Pada waktu malaikat Munkar Nakir akan melaksanakan siksaan sebagaimana perintah Alloh SWT, tiba-tiba Syekh Abdul Qodir muncul sambil berkata : "Wahai malaikat Munkar Nakir, mayat muridku jangan disiksa karena dia waktu hidupnya termasuk orang yang bodoh, dan tidak tahu tentang agama, yang dia ketahui hanyalah aku ini". Lalu Syekh melanjutkan pembicaraannya : "Akulah yang yang akan memberi jawaban terhadap segala pertanyaan yang kalian akan tanyakan, nah sekarang mau menanyakan masalah apa ?". Untuk kedua kalinya kejadian ini malaikat Munkar Nakir bertambah bingung dan dengan segera dilaporkan kepada Alloh SWT. Alloh bersabda sebagaimana tadi : "Siksa dia sebagaimana mestinya !".
Setelah malaikat itu menerima perintah dari Alloh lalu diambilnya godam, ketika mayat akan disiksa, tiba-tiba Syekh menghadang dan menggagalkan serta merebut godam dari tangan malaikat Munkar Nakir lalu dilemparkan, beliau berkata : "Semuanya minggir! Demi panasnya kecintaanku yang membara dalam batinku kepada Alloh, siapapun juga tidak ada yang menandingiku. Ingat, kalau mayat muridku disiksa, surga dan neraka semuanya akan kubakar ( artinya dalam surga tidak akan senang dan dineraka tidak akan susah )".
Ketika itu datang sabda Alloh : "Sekarang Ku ampuni dosa mayat orang itu, jangan kamu siksa, disebabkan karena kekasihku Abdul Qodir. Aku menanggung rindu padanya, dan lebarkan pula kubur mayat orang itu!". *** اللهم انشر عليه رحمة ورضوانا وءمدنا باسرره فى كل وقت ومكان alloohhummansyur 'alaihhi rohmataw waridlwaana waamiddana bi asrorihhi fii kulli waqti wamakaan. ***